Segala macam info dan berita tentang studi di kota Madinah dan Ikatan Keluaga Pondok Modern Gontor Cab. Madinah

Sabtu, 17 Maret 2012

"ZAMMILUNI , ZAMMILUNI!" (Pesan Penting Dalam Hadis Bukhori)

Oleh : Rizqo Kamil Ibrahim*

Zammiluni, zammiluni!”
“Selimutilah aku, selimutilah aku!” pinta Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadap sang kekasih, Khadijah binti Khuwailid. Adrenalin yang tidak karuan, ketakutan yang amat sangat, “gundah gulana” mendera manusia ma'sum yang perkataannya termasuk hujjah, Rasullullah shallahu ‘alaihi wasallam kala itu.

Bagaimana tidak? Kesendiriannya di gua hira yang hening dikejutkan dengan datangnya sosok yang tak terduga: malaikat Jibril.

“Iqro!” perintahnya kepada Nabi.
 “Aku tidak bisa membaca,” jawab beliau jujur.

Tak ayal sang malaikat mendekati Rasulullah lalu mendekapnya hingga membuatnya kepayahan. Kemudian melepaskannya seraya berkata, iqro!
 “Aku tidak bisa membaca.”  

Tak beda dengan perbuatan sebelumnya, malaikat Jibril mengulangi dekapannya dan memerintahkannya membaca untuk ketiga kalinya. Rasulullah pun tak kunjung membaca. Didekapnya lagi Rasulullah untuk kali ketiga, lalu dilepasnya.

Sejenak kemudian malaikat Jibril memyampaikan firman Allah yang artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan! Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajarkan manusia apa yang belum ia ketahui” (Al-‘Alaq: 1 – 5).

Setelah turunnya wahyu pertama itu, Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bergegas pulang ditemani degup kencang jantung di dada, gemetar dan goncang. Ketika sampai di rumah, Rasulullah meminta untuk diselimuti oleh Khadijah, sang jelita kekasih nabi, sampai ketakutannya hilang. Fazammaluhu hatta dzahaba 'anhur rou'u.

Betapa shalihahnya sang istri ketika menyelimuti suaminya yang sedang gundah dan takut dengan segala kelembutan dan kasih sayang. Hadis ini menggambarkan cinta tulus seorang istri untuk suaminya. Selain itu, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori ini juga mengisyaratkan bahwa ketakutan dapat diringankan -bahkan dihilangkan- dengan berselimut.

“Laqod khosyitu 'ala nafsi. Rasulullah meluapkan apa yang ada dibenaknya. Ia khawatir dirinya sendiri akan binasa.

Khadijah tidak serta merta menanyakan apa gerangan yang dialami suaminya, karena sebagai istri yang shalihah, ia tahu bahwa bertanya kepada seseorang yang sedang tertekan bukanlah keputusan yang tepat. Ketika mendengar ucapan Rasullullah seperti itu, ia berusaha menenangkan seraya berkata, "Kalla! Wallahi, ma yukhzikallah abadan!"

Bukan demikian! Demi Allah! Allah tidak akan merendahkanmu selamanya.”

“Innaka latashilur rohima, wa tahmilul kalla, wa taksibul ma'duma, wa taqridh dhoyfa, wa tu'inu 'ala nawaaibil fi'li.”

“Sungguh engkau selalu menyambungkan tali persaudaraan, memikul beban orang lain, bekerja untuk keperluan orang yang tak punya, menjamu tamu, dan senantiasa membela kebenaran.”

Allahu Akbar, ma ajmala hadzal kalam! Betapa indahnya perkataan ini. Sebuah motivasi yang menghidupkan hati – hati yang layu dan membangkitkan derap langkah yang sempat terhenti. Motivasi hebat dari istri shalihah, Khadijah bintu Khuwailid.

Pada zaman sekarang, kisah suami yang pulang dengan hati gementar setelah menerima wahyu tidak akan mungkin terdengar kembali karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penutup para nabi. Namun, ketika suami bermasalah di kantor, pedagang yang mengalami kerugian, sopir yang sepi penumpang, bawahan yang dimarahi atasan, dai yang dimusuhi, atau pelbagai permasalahan suami lainnya kerap membuat kepulangan suami ke rumah dibarengi dengan dagu tertunduk, wajah lesu, hati yang tidak karuan, serta sedih meratapi nasib.

Pada saat itulah, dibutuhkan Khadijah – Khadijah baru sebagai pendamping sekaligus penenang suami. Kata – katanya indah, rupanya menawan, dan apabila dipandang menyejukkan hati. Di saat sang suami lelah kurang bersamangat, ia terus memberi motivasi bukan malah memberi sanksi dengan kata – kata pedas, seperti: “suami payah!”, “begitu saja tidak bisa”, “uh…dasar tak berguna!”

Tentunya, tidak seorang pun yang akan mendapatkan istri persis seperti Khadijah, istri Rasulullah. Namun, sejatinya “ma la yudrok kulluh  la yutrok julluh”: suatu hal yang tidak bisa digapai semuanya, tidak seharusnya ditinggalkan semuanya. Pasti ada sosok wanita zaman ini yang menyerupai Khadijah yang shalihah, penenang suami di kala menghadapi masalah, dan juga motivator ulung di saat suami kurang bersemangat dalam hidupnya.

Maka, sungguh sangat tepat apabila seorang muslim mempersiapkan dirinya sendiri untuk mendapatkan pasangan seorang wanita yang shalihah. Dalam hal ini, wanita shalihah seperti Khadijah yang selalu berusaha berdiri di atas sunnah akan didapatkan oleh muslim yang berpegah teguh mengikuti sunnah (jalan) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sekuat tenaga. Jika kitab dan sunnah sudah menjadi pedoman, Allah akan memberikan pendamping yang begitu pula.

"Wanita – wanita keji diperuntukkan bagi laki – laki keji, dan (begitu pula sebaliknya) laki – laki keji diperuntukkan bagi wanita - wanita keji. Sedangkan wanita – wanita baik diperuntukkan bagi laki – laki baik dan laki – laki baik diperuntukkan bagi wanita – wanita yang baik (pula)."(An-Nurr: 24)
 
Wallahu ta'ala a'lam.
Madinah, 22 Rabi'ul Awwal 1433 H

*Penulis sedang melanjutkan studi di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

Share:

2 komentar:

  1. Asalam
    Saya sangat terkesan dengan kisah ini, betapa shalihahnya seorang istri seperti Khadijah. Saya sendiri memiliki pertanyaan mengenai ayat yang berhubungan dgn kisah ini yaitu Al-Muzzammil dan Al-Mudatstsir. Dlm Quran terjemahan muzzammil dan mudatstsir diartikan (secara kebahasaan) dgn 'orang yang berselimut', pdhl keduanya memiliki kata yg berbeda.
    1. Apakah kisah ini berhubungan jg dgn surat Al-Mudatstsir?atau bgmn?
    2. Apa arti mudatstsir itu sndiri?Mngapa Allah memanggil nabi dg sebutan brbeda (dlm bhsa Arab) sedangkan dlm bahasa indonesia artinya sama?
    Syukron, mohon bisa dishare pngetahuannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumussalam. Mungkin antum bisa langsung tanyakan ke fb penulisnya https://www.facebook.com/rizqo.ibrahim

      Hapus

Silahkan berikan komentar anda!


Official Website Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Madinah, Saudi Arabia. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Semangat baru IKPM Madinah di Awal Semester 1446 H

Madinah – Alhamdulilllah pada hari Ahad malam, 3 Rabiul Tsani 1446 / 6 Oktober 2024, keluarga besar IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Gon...

Blog Archive