Oleh: Rizqo Kamil Ibrahim
"Aku
ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlul Baitku,"
ujar Rasulullah tiga kali dalam suatu khutbahnya di Khum (sebuah daerah antara
Makkah dan Madinah).
Husain bin Sibroh bertanya kepada Zaid bin Arqom, seorang
sahabat yang meriwayatkan khutbah nabi di atas, “Siapakah Ahlul Bait beliau wahai Zaid? Bukankah istri-istri beliau termasuk
ahlil baitnya?" Zaid menjawab, "para istri Nabi memang termasuk Ahlul Bait akan tetapi yang dimaksud di
sini, orang yang diharamkan sedekah setelah wafatnya beliau." Lalu Husain
berkata, "siapakah mereka?" Beliau menjawab: “Mereka adalah keluarga
Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga Abbas," Husain bertanya
kembali Apakah mereka semuanya di haramkan zakat? Zaid menjawab, "Ya." [Shahih muslim 7/122-123]
Di dalam Hadist yang dikeluarakan oleh Imam Muslim ini
terdapat beberapa hal penting, antara
lain:
- Peringatan Rasulullah untuk selalu mengingat Allah tentang Ahlul Bait. Maksudnya para muslim hendaknya mengingat hukuman dan balasan Allah jika tidak menunaikan hak-hak Ahlul Bait, dan mengingat Allah akan rahmatnya dan pahala yang diberikan jika menuanaikan hak- hak Ahlul Bait.
- Istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan Ahlul Bait.
- Pengertian Ahlul Bait, yaitu orang yang diharamkan mendapatkan sedekah wajib (zakat).
- Keluarga nabi yang diharamkan mendapatkan zakat, yaitu keluarga Ali, keluarga Aqil, keluarga Ja'far dan keluarga Abbas. Mereka ini merupakan Bani Hasyim (keturunan Hasyim).selama seseorang dari Bani Hasyim tersebut itu muslim maka termasuk Ahlul Bait.
- Ahlul Bait tidak hanya terbatas pada keturunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Definisi Ahlul Bait dan Siapa Sajakah yang Termasuk
Ahlul Bait?
Melihat Hadist di atas maka bisa ditarik definisi Ahlul
Bait adalah keluarga
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang diharamkan memakan shadaqah, serta para istri Rasulullah shalla llahu 'alaihi
wa sallam dan anak anak mereka.
Keluarga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang
haram memakan sadaqah adalah merupakan keturunan Hasyim (Bani Hasyim) mereka
adalah :
- Keluarga Ali yaitu mencakup sahabat Ali sendiri, Fathimah (putrinya) Hasan dan Husain beserta anak turunnya.
- Keluarga Aqil Yaitu mencakup Aqil sendiri dan Anaknya yaitu muslim bin Aqil beserta anak cucunya.
- Keluarga Ja’far bin Abu Tholib yaitu mencakup Ja’far sendiri berikut anak-anaknya yaitu Abdullah, Aus dan Muhammad.
- Keluarga Abbas bin Abdul Muttolib yaitu mencakup Abbas sendiri dan sepuluh putranya yaitu Abdullah(yang kita kenal dengan ibnu abbas), Abdurrahman, Qutsam, Al-harits, ma’bad, katsir, Aus, Tamam, dan puteri-puteri beliau juga termasuk di dalamnya.
- Keluarga Hamzah bin Abdul Muttalib yaitu mencakup Hamzah sendiri dan tiga orang anaknya yaitu Ya’la, ‘Imaroh, dan Umamah
- Keluarga bani Harist bin Abdul Muthalib dan keturunanya
Meneladani Sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi
wa sallam Dalam Mencintai Ahlul Bait
Hak untuk dicintai,tidak menerima zakat,permintaan shalawat untuk mereka (sebagaimana yang kita
ucapkan di tasyahud akhir) mendapatkan hak khumus (hak
seperlima dari rampasan perang) merupakan beberapa hak
dan keistimewaan Ahlul Bait (Tentang Hak –hak Ahlul Bait akan dibahas secara khusus di
tulisan yang lain Insya Allah)
Dan para sahabat adalah orang –orang yang sangat
mencintai Ahlul Bait, sebut
saja bentuk cinta Abu Bakar radiyallahu
'anhu terhadap Ahlul Bait
sebagaimana perkataan Abu Bakar
kepada Ali radiyallahu
anh:
"Demi dzat yang mana jiwaku berada di
gengaman-Nya , sesungguhnya menyambung hubungan dengan para kerabat nabi lebih aku cintai daripada dengan
kerabatku sendiri"(HR.Bukhari Dan Muslim)
Begitu pula penghormatan Amirul Mu'minin Umar bin Khatab radiyallahu
'anh terhadap Ahlul Bait, ini bisa dilihat ketika umar bertawassul
dengan doa paman Rasulullah yaitu 'Abbas radiyallahu 'anh ketika meminta
hujan , " sesungguhnya kami bertawassul dengan (doa) paman Nabi kami"
ujar umar radiyallahu 'anh kala itu.Tak ayal 'Abbas Radiyallahu 'anhu pun
berdoa meminta hujan kepada Allah (lihat : Ibnu Hajar al-Asqolani,Fathul
Bari ,Daru Toyyibah cet : 3 ,jilid 3 hal :352)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam telah wafat ketika itu, jikalau hidup tentu 'umar mendahulukan doa Nabi
daripada pamannya, sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar Radiyallahu 'anhu
ketika diperintah Rasulullah Shalla llahu 'alahi wa sallam untuk menjadi
imam sholat , Abu Bakar Radiyallahu 'anh bersikeras menolaknya dan
mendahulukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menjadi
imam.
Dan dalam Islam meminta doa tidak
dilakukan kepada orang yang telah wafat meskipun para Nabi, maka dari itu 'Umar
meminta doa kepada orang mulia yang masih hidup ketika itu dan 'Umar
mendahulukan doa 'Abbas radiyallahu 'anhu daripada sahabat yang lain.
Melihat perbuatan para sahabat di atas, lantas hal
apakah yang menghalangi kita untuk mencintai ahlul bait? Mencintai Ahlul Bait
tentunya dengan bershalawat kepada mereka , mengikuti pemahaman mereka
dalam beragama dan meniru akhlak mereka, terlebih dari kalangan sahabat seperti
'Ali, 'Abbas,Ibnu abbas atau dari kalangan tabi'in seperti hasan, Husain dan
yang lainnya.
Sedangkan Ahlul Bait di masa setelah mereka
terlebih di masa sekarang tetap dicintai dan diikuti petuah petuahnya selama
sesuai dengan al-Quran, Sunnah dan sesuai dengan pemahaman sahabat akan agama, Karena
tidak ada yang ma'sum (terbebas dari
kesalahan )kecuali Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dan nasab bukanlah acuan kebenaran dan jaminan
keselamatan , anak Nabi Nuh,paman Nabi Abu Lahab yang berasal dari Bani Hasyim,mereka
merupakan anggota keluarga mulia namun tetap tidak bisa menyelamatkan mereka
dari api neraka.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mewanti
wanti hal ini kepada ahlul baitnya dari 14 abad yang lalu, sabdanya :
“Wahai kaum Quraisy! -atau ucapan
yang semisal dengan itu-. Belilah (berusahalah untuk) diri-diri kalian, aku
tidak bisa menjamin kalian dari adzab Allah sedikit pun. Wahai ‘Abbas bin Abdul
Muththalib! Aku tidak bisa menjaminmu dari adzab Allah sedikit pun. Wahai
Shafiyyah, bibi Rasulullah! Aku tidak bisa menjaminmu dari adzab Allah sedikit
pun. Wahai Fathimah bintu Muhammad! Mintalah harta kepadaku sekehendakmu, namun
aku tidak bisa menjaminmu dari adzab Allah sedikit pun.” (HR.
al-Bukhari)
Ini adalah peringatan bagi Ahlul Bait dari kalangan
sahabat, lalu bagaimana dengan Ahlul Bait di masa sekarang? Dan juga bagaimana dengan kita yang bukan dari ahlul
bait?
Moga dengan mencintai dan mengikuti Ahlul Bait dari
kalangan sahabat radiyallahu 'anhum dan setelah mereka dari Ahlussunnah, kita
dapat menggapai kesempurnaan iman. Sebagaimana perkataan Rasulullah kepada 'Abbas
radiyallahu 'anh pamannya :
"Demi dzat yang jiwaku berada pada genggaman-Nya,
mereka belum beriman sehingga mencintai kalian karena Allah dan karena (kalian
adalah) kerabatku"(HR.Ahmad)
Allahumma shallie a'la Muhammad wa 'ala aalihi
Ya Allah berilah shalawat atas Muhammad dan atas keluarganya
wallahu ta'ala a'lam
Allahumma shallie a'la Muhammad wa 'ala aalihi
Ya Allah berilah shalawat atas Muhammad dan atas keluarganya
wallahu ta'ala a'lam
Jazakalah Ust. Rizqo!
BalasHapusTulisan-tulisan Antum sangat bermanfaat.