Oleh: Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani
Penerjemah: Haikal Alghomam bin Suhardi
Telah Rasulullah ceritakan tentang
seseorang dari kalangan ahli tauhid, pada hari kiamat telah terhapus seluruh
kebaikannya disebabkan oleh banyaknya maksiat. Tetapi kemudian Allah
mengampuninya karena salah satu dari akhlaknya adalah ia mempermudah pelanggan
dan orang yang berhutang padanya serta memaafkan mereka. Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, Muslim dan Nasa’I –dengan lafadznya- dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda,
“Sesungguhnya terdapat seorang lelaki yang belum pernah melakukan satu kebaikan
pun. Ia bekerja dengan memberi pinjaman kepada orang-orang. Ia selalu berpesan
kepada pegawai penagihnya, ‘Ambil saja yang mampu dilunasi, biarkan yang tidak
disanggupi dan maafkanlah! Semoga Allah mengampuni kita.’ Ketika ia meninggal,
Allah berfirman kepadanya, ‘Pernahkah engkau mengerjakan sebuah kebaikan?’
‘Tidak ya Allah! Kecuali satu, yaitu aku mempunyai seorang pegawai dan
pekerjaanku adalah memberikan pinjaman kepada orang-orang. Setiap kali aku utus
ia untuk menagih, aku berpesan padanya, ‘Ambil saja yang mampu dilunasi,
biarkan yang tidak disanggupi dan maafkanlah! Semoga Allah mengampuni kita’
maka Allah ta’ala berfirman padanya, ‘Aku telah
mengampunimu’.” Dan dalam sebuah riwayat Imam Muslim dari Abi Mas’ud, “Allah azza wa jalla berfirman, ‘Kami lebih berhak
dalam hal itu, ampunkanlah ia”.
AKHLAK NABI YANG MULIA
Untuk menjelaskan akhlak Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada keluarganya, telah
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu
anha berkata, “Rasulullah
tidak pernah memukul apapun dengan tangannya baik wanita maupun pembantunya
kecuali ketika beliau sedang berjihad di jalan Allah. Tidak pernah beliau
disakiti orang kemudian beliau membalas orang tersebut, kecuali jika
larangan-larangan Allah dilanggar. Maka, beliau akan membalasnya karena Allah”.
Inilah akhlak beliau kepada orang-orang yang lemah seperti wanita
dan pembantu. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu
berkata, “Aku menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah!
Tidak pernah sekalipun beliau mengatakan ‘ah!’ padaku dan tidak pernah
sekalipun ketika terjadi sesuatu beliau berkata, ’Kenapa kau lakukan ini? Dan
kenapa tidak kau lakukan itu?’".
Dan inilah akhlak beliau kepada anak kecil. Diriwayatkan oleh Imam
Muslim [no. 2310] dari Anas juga bahwa ia berkata, “Rasulullah adalah orang
yang paling baik akhlaknya. Suatu hari beliau menyuruhku pergi untuk suatu
keperluan, tapi aku berkata, ‘Demi Allah! Aku tidak mau pergi’ padahal dalam
hati aku hendak pergi mengerjakan keperluan yang beliau suruh. Aku kemudian
keluar. Ketika aku melewati beberapa anak kecil yang sedang bermain di pasar,
tiba-tiba Rasulullah memegang pundakku dari belakang. Aku melihat pada beliau
dan beliau tertawa. Kemudian beliau bersabda, “Hai
Anas kecil! Apakah kau sudah pergi mengerjakan apa yang aku perintahkan?” ‘Ya wahai rasul! Aku akan pergi
mengerjakan apa yang engkau perintahkan’, jawabku. Anas berkata, “Demi Allah! Aku telah melayani
beliau selama sembilan tahun. Tidak pernah sekalipun ketika aku melakukan
sesuatu beliau berkata, ’Kenapa kau lakukan ini dan itu?’ atau ketika aku tidak
melakukan sesuatu beliau berkata, ‘kenapa tidak kau lakukan ini dan itu?’.”
Inilah akhlak yang tidak sanggup dilakukan kecuali oleh seorang
nabi! Kalau tidak, tunjukkan peradaban mana, sejak Allah ciptakan manusia, yang
pembesarnya memperlakukan pembantu dan para wanita seperti ini! Lalu adakah
yang bergaul dengan seseorang selama setahun dan belum pernah mendengar
kata-kata ‘ah!’ darinya sepuluh kali saja? Dua orang lelaki berada dalam kasih
sayang yang besar dan persaudaraan yang lama, ketika keduanya berada dalam
suatu perjalanan, keduanya pulang dengan hati yang tidak seperti sebelumnya. Maka
Allahlah tempat kita meminta pertolongan.
Ya Allah! Sebagaimana telah engkau perindah rupa kami, perindahlah
pula akhlak kami. Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.