Oleh: Abdul Malik bin Ahmad
Ramadhani
Penerjemah: Haikal Alghomam bin
Suhardi
Allah subhanahu wa ta'ala telah
menganjurkan hambaNya untuk berakhlak mulia dalam banyak ayat-ayat Al Qur’an
dan Dia janjikan imbalan yang besar berupa surge dan ampunan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam kalimat
yang elok nan menggelora, “Bersegeralah
kalian menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang seluas langit dan bumi, yang
dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa. Yaitu mereka yang bersedekah dalam
keadaan makmur maupun sengsara, mereka yang mampu menahan amarah dan mereka
yang suka memaafkan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan”
(QS Ali Imran 133-134).
Allah juga memuji sifat sabar,
jujur dan suka memberi nafkah dalam firmanNya, “Para penyabar, orang-orang yang jujur, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan mereka yang memohon ampunan di waktu
sahur” (QS Ali Imran 17).
Dia memuji pula sifat rendah hati, memaafkan lawan
dan menjaga lisan dalam firmanNya, “Hamba-hamba
Tuhan Yang Maha Penyayang adalah mereka yang berjalan di atas bumi dengan sifat
rendah hati, apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan perkataan
yang baik” (QS Al Furqan 64), kemudian firmanNya, “Orang-orang yang tidak memberi persaksian palsu dan bila mereka bertemu
dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan tak berfaedah, mereka berlalu dengan
menjaga kehormatan dirinya.” (QS Al Furqan 72).
Dia menceritakan pula kisah dua
anak Adam, yang satunya berkata kepada saudaranya, “Sungguh jika engkau ulurkan tanganmu untuk membunuhku, aku tidak akan sekali-kali
mengulurkan tanganku untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah,
Tuhan alam semesta” (QS Al Maidah 28).
Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam alaihi wasallam
juga menganjurkan umatnya dengan tegas untuk berakhlak mulia dan beliau sangat
sering menganjurkan hal ini, sampai-sampai ketika ditanyakan kepada beliau,
“Wahai Rasulullah, hal terbaik apakah yang dianugerahkan pada manusia?”
“Kemuliaan akhlak,” jawabbeliau. (HR IbnuMajah [no. 3436] dan disahihkan oleh
Al-Albani).
Beliau menerangkan tentang hal
yang baik di dunia maupun akhirat dalam sebuah riwayat dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam alaihi wa sallam
bersabda kepada beliau, “Sesungguhnya siapa yang diberikan jatah keramahan,
dia telah diberikan jatah kebaikan dunia dan akhirat. Menyambungkan tali silaturrahim,
akhlak mulia dan bertetangga dengan baik akan meramaikan rumah tangga dan memperpanjang
umur” (HR Ahmad [6/159] dengan sanad yang sahih).
Beliau menerangkan pula tentang
timbangan yang paling berat di antara seluruh amalan dalam sabdanya, “Tidak ada
sesuatu yang lebih berat timbangannya daripada kemuliaan akhlak, sesungguhnya pemilik
akhlak mulia akan mencapai derajat orang-orang yang rajin shalat dan puasa” (HR
Abu Daud [no. 4799] danTirmidzi [no. 2003] dengan lafadznya. Hadits ini disahihkan
oleh Al-Albani dalam As Silsilah As
Sahihah[876]).
Bisa jadi seseorang tidak diberi
kemampuan untuk melakukan banyak amalan seperti lamanya bangun malam dan banyaknya
puasa sebagaimana kemampuan ahli ibadah yang zuhud, tetapi bila ia dikenal
orang dengan kehalusan budi bahasanya, kelembutan wataknya serta kerendahan hatinya,
ia akan setara derajatnya dengan para ahli ibadah yang zuhud tersebut.
Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha
bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam alaihi wasallam bersabda, “Sungguh seorang mukmin dengan kemuliaan
akhlaknya akan mencapai derajat orang yang sering berpuasa dan bangunmalam” (HR
Abu Daud [no. 4798] dan disahihkan oleh Al-Albani).
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda!