Segala macam info dan berita tentang studi di kota Madinah dan Ikatan Keluaga Pondok Modern Gontor Cab. Madinah

Minggu, 17 Maret 2013

Seorang yang Melampaui Batas Diampuni oleh Allah Karena Kemuliaan Akhlaknya


Oleh: Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani
Penerjemah: Haikal Alghomam bin Suhardi


Telah Rasulullah ceritakan tentang seseorang dari kalangan ahli tauhid, pada hari kiamat telah terhapus seluruh kebaikannya disebabkan oleh banyaknya maksiat. Tetapi kemudian Allah mengampuninya karena salah satu dari akhlaknya adalah ia mempermudah pelanggan dan orang yang berhutang padanya serta memaafkan mereka. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim dan Nasa’I –dengan lafadznya- dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya terdapat seorang lelaki yang belum pernah melakukan satu kebaikan pun. Ia bekerja dengan memberi pinjaman kepada orang-orang. Ia selalu berpesan kepada pegawai penagihnya, ‘Ambil saja yang mampu dilunasi, biarkan yang tidak disanggupi dan maafkanlah! Semoga Allah mengampuni kita.’ Ketika ia meninggal, Allah berfirman kepadanya, ‘Pernahkah engkau mengerjakan sebuah kebaikan?’ ‘Tidak ya Allah! Kecuali satu, yaitu aku mempunyai seorang pegawai dan pekerjaanku adalah memberikan pinjaman kepada orang-orang. Setiap kali aku utus ia untuk menagih, aku berpesan padanya, ‘Ambil saja yang mampu dilunasi, biarkan yang tidak disanggupi dan maafkanlah! Semoga Allah mengampuni kita’ maka Allah ta’ala berfirman padanya, ‘Aku telah mengampunimu’.” Dan dalam sebuah riwayat Imam Muslim dari Abi Mas’ud, “Allah azza wa jalla berfirman, ‘Kami lebih berhak dalam hal itu, ampunkanlah ia”.


AKHLAK NABI YANG MULIA

Untuk menjelaskan akhlak Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada keluarganya, telah diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu anha berkata, “Rasulullah tidak pernah memukul apapun dengan tangannya baik wanita maupun pembantunya kecuali ketika beliau sedang berjihad di jalan Allah. Tidak pernah beliau disakiti orang kemudian beliau membalas orang tersebut, kecuali jika larangan-larangan Allah dilanggar. Maka, beliau akan membalasnya karena Allah”.

Inilah akhlak beliau kepada orang-orang yang lemah seperti wanita dan pembantu. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu  berkata, “Aku menjadi pelayan Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah! Tidak pernah sekalipun beliau mengatakan ‘ah!’ padaku dan tidak pernah sekalipun ketika terjadi sesuatu beliau berkata, ’Kenapa kau lakukan ini? Dan kenapa tidak kau lakukan itu?’".

Dan inilah akhlak beliau kepada anak kecil. Diriwayatkan oleh Imam Muslim [no. 2310] dari Anas juga bahwa ia berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling baik akhlaknya. Suatu hari beliau menyuruhku pergi untuk suatu keperluan, tapi aku berkata, ‘Demi Allah! Aku tidak mau pergi’ padahal dalam hati aku hendak pergi mengerjakan keperluan yang beliau suruh. Aku kemudian keluar. Ketika aku melewati beberapa anak kecil yang sedang bermain di pasar, tiba-tiba Rasulullah memegang pundakku dari belakang. Aku melihat pada beliau dan beliau tertawa. Kemudian beliau bersabda, “Hai Anas kecil! Apakah kau sudah pergi mengerjakan apa yang aku perintahkan?” ‘Ya wahai rasul! Aku akan pergi mengerjakan apa yang engkau perintahkan’, jawabku. Anas berkata, “Demi Allah! Aku telah melayani beliau selama sembilan tahun. Tidak pernah sekalipun ketika aku melakukan sesuatu beliau berkata, ’Kenapa kau lakukan ini dan itu?’ atau ketika aku tidak melakukan sesuatu beliau berkata, ‘kenapa tidak kau lakukan ini dan itu?’.”

Inilah akhlak yang tidak sanggup dilakukan kecuali oleh seorang nabi! Kalau tidak, tunjukkan peradaban mana, sejak Allah ciptakan manusia, yang pembesarnya memperlakukan pembantu dan para wanita seperti ini! Lalu adakah yang bergaul dengan seseorang selama setahun dan belum pernah mendengar kata-kata ‘ah!’ darinya sepuluh kali saja? Dua orang lelaki berada dalam kasih sayang yang besar dan persaudaraan yang lama, ketika keduanya berada dalam suatu perjalanan, keduanya pulang dengan hati yang tidak seperti sebelumnya. Maka Allahlah tempat kita meminta pertolongan.

Ya Allah! Sebagaimana telah engkau perindah rupa kami, perindahlah pula akhlak kami. Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda!


Official Website Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Madinah, Saudi Arabia. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Semangat baru IKPM Madinah di Awal Semester 1446 H

Madinah – Alhamdulilllah pada hari Ahad malam, 3 Rabiul Tsani 1446 / 6 Oktober 2024, keluarga besar IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Gon...

Blog Archive