Kamis malam (9/5/34) adalah malam yang bersejarah bagi IKPM
Madinah. Pasalnya, pada malam ini diumumkan anugerah Terjemahan Terbaik,
Terjemahan Terfavorit, Penerjemah Teraktif, dan Fakultas Terbaik dalam lomba
terjemah yang diadakan IKPM Madinah semenjak sebulan dimulai. Untuk malam yang
spesial ini, gedung Wisma Haji Indonesia yang berjarak sekitar 150 meter dari
Masjid Nabawi sengaja dijadikan tempat acara.
Acara dimulai setelah sholat isya’ dan ramah tamah dengan
menu khas Indonesia hasil racikan Ustadz Deni Muchlasin, alumni Gontor tahun
2004. Acara dipandu oleh Rizqo Ibrahim, alumni KMI Gontor tahun 2009. Dengan gaya
khasnya, dia bisa menjadikan acara lebih meriah dengan canda tawa dan rasa
kekeluargaan. Bertindak sebagai qari’, Afza Fajri Khatami, alumni tahun
2010.
Sebelum berbagai anugerah tersebut diumumkan, terlebih
dahulu Tim Keilmuan yang diwakili oleh Aqdi Rofiq Asnawi melaporkan kegiatan
ini. Dalam laporannya, Aqdi menyebutkan bahwa dana yang berhasil dikumpulkan
adalah sebesar 3550 riyal Saudi (+ 9,5 juta rupiah). Semuanya adalah
murni bantuan dari luar bukan iuran warga IKPM. Sedangkan teks yang masuk ke
meja panitia berjumlah 31 teks terjemahan. Seakan tidak mau diprotes nantinya,
ia juga menjelaskan sistematika penjurian kepada hadirin.
Amin Mujahid selaku ketua IKPM juga didaulat untuk memberi
sambutan sebelum pengumuman juara lomba. Alumni Gontor tahun 2009 ini
menjelaskan tujuan lomba terjemah ini diadakan, yaitu untuk meningkatkan keilmuan
warga IKPM. Ia juga menyampaikan pesan-pesan dan harapan para alumni yang telah
memberikan bantuan dana.
Tibalah saatnya para pemenang diumumkan. Sesi acara yang
paling ditunggu-tunggu ini dibawakan oleh Muhammad Ridho dari Tim Keilmuan. Seolah
membacakan nominasi ajang penghargaan nasional, alumni Gontor tahun 2008 ini
membacakan satu persatu hasil lomba. Diawali dengan kategori Terjemahan Terbaik,
dan seterusnya Terjemahan Terfavorit, Penerjemah Teraktif, dan terakhir
Fakultas Terbaik. Di setiap kategori, hadiah berupa sertifikat dan uang tunai
dibagikan oleh para asatidz senior.
Dalam sambutannya usai pembagian hadiah, Ustadz Azmi Syukri
Zarkasyi menuturkan pentingnya penerjemahan. Menurut beliau, apa yang
dipelajari di Madinah tidak akan berfungsi maksimal di Indonesia tanpa adanya
penerjemahan ilmu dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia di dalam pikiran, lisan,
maupun tulisan. Beliau juga menghimbau warga IKPM untuk mengembangkan daya
kreatifas fikiran dengan menuangkannya dalam bentuk lisan maupun tulisan.
“Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas sehingga kita terbentuk
pola pikir atau mainstream bahwasanya
kita terbiasa mendengar dan menulis apa yang kita dengarkan, tidak
mengungkapkan apa yang kita pikirkan,” ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda!