Prof. Dr. Abdurrahman As-Sanad |
Yang
terhormat rektor Universitas Islam Madinah Prof. Dr. Abdurrahman bin Abdullah
As-Sanad mengapresiasi instruksi pemerintah kerajaan Arab Saudi untuk
meningkatkan jumlah mahasiswa yang diterima untuk belajar di UIM. Beliau
mengungkapkan bahwa UIM akan berusaha untuk mewujudkan instruksi ini dengan
merespons minat para penuntut ilmu dari seluruh dunia islam. Tak lupa beliau
mengingatkan para mahasiswa agar tidak tersibukkan belajarnya oleh hal-hal lain
mulai dari orientasi intelektual dan golongan, hingga konflik perpolitikan. Karena
seorang thalib diharuskan untuk menjauhi hal-hal tersebut mengingat buruknya
suatu perpecahan. Siapa yang menyeru untuk berpisah dari jamaah kaum muslimin
berarti ia menyeru kepada keburukan dan kekacauan.
Hal
ini disampaikan oleh beliau dalam acara pertemuan terbukanya dengan para
mahasiswa, Ahad (9/11/14) lalu. Pada kesempatan tersebut, beliau memberikan
ucapan selamat datang kepada mahasiswa baru tahun ini. Beliau yakin bahwa yang
ada di hatinya hanyalah perasaan sebagai seorang ayah, kasih sayang,
penghargaan dan rasa bangga kepada setiap individu dari mahasiswa-mahasiswanya.
Dalam hal ini, pemerintah Arab Saudi sudah berusaha maksimal dan segala harapan
akan tercapai dengan izin Allah.
Prof.
As-Sanad memastikan bahwa kampus yang didirikan oleh kerajaan agar menjadi matahari
yang menyinari seluruh dunia ini sedang bersiap memasuki umurnya yang ke-55. Kampus
ini telah didatangi oleh para pemuda muslim dari seluruh penjuru dunia yang
terdiri atas lebih dari 192 kebangsaan dan telah meluluskan lebih dari 70.000
alumni dari tiap negara di dunia. Mereka menyebarkan ilmu dengan asas yang haq
serta moderat nan netral (wasathiyyah nan i'tidal-red).
Kerajaan Arab Saudi amat bangga dan menyambut dengan tangan terbuka mereka yang
datang untuk bernaung di Taibatu at-Taibah(1) dari berbagai penjuru dunia.
Beliau
juga menerangkan bahwa mengasuh mahasiswa Universitas Islam Madinah adalah
sebuah kewajiban yang tiada bandingannya. Itulah yang dirasakan oleh pemimpin
dan waliyyul amr kita yang membangun kampus ini untuk memberi kesempatan
bagi mereka yang ingin menuntut ilmu di bawah payungnya. Juga merealisasikan
segala sesuatu yang dapat membuat para penuntut ilmu betah dan nyaman. Kita
memiliki biro-biro, kantor-kantor administrasi serta komite-komite yang
bertujuan untuk memperhatikan kondisi mahasiswa sehingga mereka merasa di tanah
air dan rumah sendiri karena perhatian yang diberikan.
Prof.
As-Sanad menambahkan, "Kita bersyukur kepada Allah ta'ala atas
nikmat dan karunia yang amat besar atas kita, terutama nikmat tauhid murni yang
telah dilaksanakan oleh kampus ini sejak berdirinya hingga sekarang. Kemudian
kepada para waliyyul amr kita di bawah pimpinan Pelayan Kedua Tanah
Haram, Raja Abdullah bin Abdul Aziz yang telah memberikan segala bimbingan,
dukungan dan perhatian kepada universitas ini. Juga rasa terima kasih kepada Yang
Mulia Pangeran Mahkota, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Pangeran
Salman bin Abdul Aziz atas perhatian dan dukungan yang diberikan kepada kampus
ini. Selanjutnya, kepada YM Wakil Pangeran Mahkota, Wakil Perdana Menteri Ke-2
dan Penasihat & Duta Pribadi Raja Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz atas
bantuan dan bimbingannya terhadap kampus ini. Tak lupa, ungkapan terima kasih
kepada gubernur Provinsi Madinah, YM Pangeran Faisal bin Salman bin Abdul Aziz
atas bantuan, tindak lanjut dan bimbingan beliau, serta kepada Menteri
Pendidikan Tinggi, Dr. Khalid bin Muhammad Al-Anqari atas tindak lanjut yang intensif serta kontinu kepada kampus
ini."
Beliau juga menasehati anak-anaknya para mahasiswa dengan kalimat yang beliau
sebut berasal dari hati ke hati, nasehat yang penuh kasih dan kepedulian.
Beliau menginginkan bahwa mahasiswa Univ. Islam Madinah dapat menjadi panutan
bagi mahasiswa seluruh dunia dalam hal ketakwaan kepada Allah azza wa jalla,
kepemilikan niat yang tulus serta dalam mengalokasikan waktu, karena fase
menjadi mahasiswa adalah masa terbaik dalam keseluruhan hidup seorang
manusia...
Prof. As-Sanad
juga menegaskan bahwa siapa yang datang untuk menuntut ilmu tidak boleh
teralihkan dan tersibukkan oleh apapun juga, dimulai dari tren pemikiran dan
partisan hingga konflik perpolitikan. Karena seorang thalibul ilm
diharuskan untuk menjauh dari hal-hal tersebut mengingat buruknya suatu
perpecahan. Siapa yang menyeru untuk berpisah dari jamaah kaum muslimin berarti
ia menyeru kepada keburukan dan kekacauan. Apabila seorang 'penyeru di ambang
pintu neraka' (2)
datang kepadamu mengajak kepada suatu kelompok
atau golongan, berpeganglah pada jamaah dan imam kaum muslimin, menghindarlah
dari kesemua golongan tersebut. Berpeganglah kepada jamaah kaum muslimin atau hindarilah
kelompok-kelompok tersebut. Kita berada di kerajaan Arab Saudi, kita berpayung
kepada jamaah kaum muslimin dan imamnya adalah Abdullah bin Abdul Aziz beserta
komponen pemerintahan lainnya. Apabila kita perhatikan kondisi kaum muslimin
saat ini, di negara-negara tersebut mereka keluar dari naungan pemimpin mereka,
hingga terjadilah kekacauan-kekacauan, pembunuhan dan kejahatan-kejahatan yang
kita saksikan sendiri. Maka hendaklah kita menghindar dari hal-hal yang
menyebabkan itu semua.
Beliau juga berterima kasih kepada para
mahasiswa atas kepatuhan mereka terhadap peraturan dan instruksi yang berkaitan
dengan penerbitan tasrih resmi pada musim haji kemarin. Pada tahun
depan, kampus akan menyediakan kesempatan berhaji bagi 3.000 orang mahasiswa
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Program umroh untuk mahasiswa dan
keluarganya juga akan ditambah. Salah satu proyek UIM adalah membangun
fasilitas olahraga untuk pelaksanaan kegiatan mahasiswa yang berkaitan dengan
itu. Telah dibangun juga dua proyek di kota Yanbu' dan Rayis dan insyaAllah akan
segera dimulai rekreasi untuk mahasiswa ke kedua tempat ini. Ditambah pula
dengan peningkatkan kualitas pemondokan dan kenyamanan mahasiswa. Semoga usaha
dan proyek kampus yang telah selesai akan menjadi kebahagiaan tersendiri buat
para mahasiswa. Apa yang telah disiapkan tersebut adalah suatu kelaziman untuk
sebuah pekerjaan yang mulia, menuntut ilmu.
========================
Taibatu at-Taibah, 9 November 2014
(Diterjemahkan oleh Haikal Alghomam Suhardi,
mahasiswa S1 Fak. Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah, alumni Gontor tahun 2010 dari status
laman facebook Prof. Dr. Abdurrahman As-Sanad bertanggal 4 November 2014)
Catatan kaki:
[1]
Taibatu
at-Taibah
adalah nama lain yang disematkan kepada kota Madinah selain Madinah, Thobah dan
Taibah.
[2] Istilah 'penyeru di ambang pintu
neraka'(دُعاةٌ على أَبْواب جهَنَّمَ) berasal dari hadits Nabi shallallahu
alaihi wasallam: Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menanyakan
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Apakah sesudah
datangnya kebaikan ini ada kejahatan?” Beliau menjawab, “Benar.” “Yaitu
datangnya para da’i di ambang pintu neraka Jahannam. Barangsiapa yang mengikuti
seruan mereka, mereka akan dilemparkan ke dalam neraka. ” Lalu aku (Hudzaifah radhiyallahu
‘anhu) berkata, “Wahai Rasulullah! Terangkanlah kepada kami kriteria mereka!”
Beliau menjawab, “Mereka itu kaum dari umat kami dan berbicara dengan bahasa
kami.” (HR. Bukhari 3/1319).
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda!