Oleh: Azmi Syukri Zarkasyi, MA*
KH Imam Zarkasyi |
K.H.
Imam Zarkasyi sebagai salah satu pendiri Gontor telah lama menyadari akan
pentingnya penanaman nilai-nilai akhlak sebagai salah satu solusi yang utama
untuk permasalahan yang dihadapi pada masa itu, yang dikenal sebagai zaman
kebangkitan dan perubahan. Dalam salah satu makalah yang disampaikan dalam
sebuah seminar guru-guru agama, beliau menekankan akan pentingnya penanaman akhlak
dalam diri setiap guru agama Islam. Beliau mengutarakan alasan mendasar akan
kuatnya keterikatan agama Islam dengan nilai-nilai akhlak. Lebih dari itu,
seorang pendidik sudah selayaknya menanamkan nilai-nilai tersebut dalam dirinya
sendiri sebelum mengajarkannya kepada peserta didik.
K.H.
Imam Zarkasyi menganggap bahwa sumber nilai-nilai yang agung dari akhlak
haruslah bersumber dari sumber rabbani, dalam hal ini Al-Qur’an dan
Al-Hadist. Hal ini terlihat dari definisi akhlak, yang beliau nilai sebagai
ilmu bertindak, atau pengetahuan tentang hal-hal yang menunjukkan kepada kita
jalan yang baik untuk dapat hidup dalam masyarakat. Beliau juga menekankan,
bahwa arti akhlak adalah petunjuk dan pedoman, yang harus diikuti dalam
kehidupan. Pedoman-pedoman itu bagi umat Islam adalah pedoman yang diambil dari
kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Sebagai
bentuk perhatian lembaga pendidikan yang beliau rintis terhadap pentingnya
penanaman nilai-nilai akhlak, beliau menulis sebuah buku yang diberi judul “Etiquette”
atau etika, dan dijadikan sebagai kurikulum tetap yang wajib dipelajari oleh
santri-santrinya. Dalam hal ini, menteri agama pada masa itu Prof. Dr. Mukti
Ali, memberikan apresiasi terhadap Gontor, sebagai lembaga pendidikan agama
yang pertama kali mengkhususkan pelajaran akhlak sebagai salah satu kurikulumnya
dalam tingkat nasional atau bahkan mungkin internasional.
Apresiasi
tersebut layak diperhitungkan karena berasal dari seorang profesor sekaligus
menteri agama pada masa itu. Namun, yang lebih perlu diperhatikan adalah
pengakuan terhadap peran dan perhatian Gontor terhadap pendidikan akhlak itu
sendiri. Gontor sendiri memandang bahwa pendidikan akhlak sebagai bagian dari
pendidikan kemasyarakatan, sehingga nilai-nilai yang diajarkan merupakan segala
kebutuhan santri dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat nanti. Dalam arti
lain, Gontor merupakan lingkungan di mana santri belajar untuk bermasyarakat
sebelum terjun dalam lingkungan masyarakat yang sesungguhnya.
___________________
Diambil dari blog pribadi penulis azmysz.blogspot.com
___________________
Diambil dari blog pribadi penulis azmysz.blogspot.com
*Penulis adalah mahasiswa S3 Jurusan Tarbiyyah Islamiyyah Univ. Islam Madinah, alumni Gontor tahun 2004.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda!