Segala macam info dan berita tentang studi di kota Madinah dan Ikatan Keluaga Pondok Modern Gontor Cab. Madinah

Minggu, 15 Februari 2015

Menjadi Pemenang di Masa Depan: Renungan Surat Al-Hasyr, Ayat 18 – 20 (Bag. 2 dari 2)


Oleh: Aqdi Rofiq Asnawi, Lc *

Untuk membaca bagian pertama dari tulisan ini, silahkan kunjungi di sini

Kontradiksi Dua Sisi

Setelah ayat pertama tadi menyinggung hal-hal yang perlu dilakukan oleh orang yang beriman, kemudian ayat kedua mengecam orang yang tidak taat kepada Allah. Ayat selanjutnya menjelaskan penekanan bahwa dua golongan tadi benar-benar tidak sama dan saling berlawanan. ([1])Allah subhanahu wata'ala berfirman :
لا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ
Artinya : "Tidak akan sama antara orang-orang penghuni neraka dan orang-orang penghuni surga." (QS. Al-Hasyr: 20)

Kedua golongan ini tidak akan pernah sama kedudukannya di hadapan Allah, sebagaimana amal perbuatan mereka yang tak sama di dunia ([2]). Penghuni surga adalah orang-orang yang dicintai Allah karena melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan penghuni neraka adalah sebaliknya. Banyak sekali ayat dalam al-Quran yang menjelaskan perbedaan keduanya dari berbagai segi. Contohnya saja dalam surat Shad ayat 28 :

أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ
Artinya : "Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi?! Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?!"

Selain itu, surat al-Hasyr ayat 20 ini juga menerangkan tempat manusia berlabuh nanti ketika di akhirat. Apakah di surga atau neraka? Tidak ada pilihan lain. Inilah masa depan mereka sesungguhnya. Masa depan yang sukses dan cemerlang ialah ketika surga menjadi tempatnya di akhirat. Sedangkan masa depan yang buruk dan suram ialah ketika neraka menjadi tempatnya.

Jalan yang ditempuh menuju surga sudah jelas, apalagi jalan yang menuju neraka. Tinggal manusia sendiri memilih mana jalan yang ia tempuh sekarang di dunia. Nabi sudah diutus, al-Quran sudah diturunkan, dan ajaran agama sudah dijelaskan. Tidak mungkin manusia bisa beralasan lagi. Firman Allah subhanahu wata'la:

رُّسُلاً مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلاَّ يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ..( النساء: 165)
Artinya:"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada lagi alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu." (QS. An-Nisa': 165)

Pemenang Masa Depan
 
Indah sekali penutup ayat ke-20 surat al-Hasyr ini. Setelah menegaskan ketidaksamaan penghuni surga dan neraka, Allah menyatakan bahwa penghuni surga adalah orang-orang yang beruntung. Allah 'azza wa jalla berfirman:

لا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ ( الحشر: 20)
Artinya: "Tidak akan sama antara penghuni neraka dan penghuni surga. Para penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Hasyr: 20)

Dalam al-Quran, kata "al-faizun" disebutkan empat kali. Semuanya menggambarkan para penghuni surga. Sebagian ahli tafsir memaknainya sebagai orang-orang yang beruntung, lawan dari "al-khasirun" atau orang-orang yang merugi([3]). Dalam "al-Qur'an dan Terjemahannya", kata "al-faizun" dalam ayat ini diterjemahkan menjadi 'orang-orang yang beruntung'([4]).

Ibnu Jarir Ath-Thabari (wafat th. 310 H) menafsirkan "al-faizun" dalam ayat di atas sebagai orang-orang yang meraih apa yang mereka cari dan inginkan. Mereka adalah orang-orang yang selamat dari peringatan yang ditujukan kepada mereka. ([5])

Ibnu Katsir menafsirkan "al-faizun" dalam ayat di atas sebagai kaum muslimin yang selamat dari adzab Allah([6]). Sedangkan Syaukani (wafat th. 1250 H) menafsirkannya dengan 'orang-orang yang memenangkan apa saja yang diinginkan dan selamat dari segala keburukan'. ([7])

Dari sisi bahasa, kata "al-faizun" dalam ayat di atas tidak selalu diartikan sebagai orang-orang yang beruntung, tapi juga sebagai para pemenang. Seperti halnya tafsir Syaukani di atas, orang yang menang berperang melawan musuh juga dikatakan "faaza bihi".([8])

Jika kita hubungkan dengan dua ayat sebelumnya, nampak jelas bahwa para pemenang masa depan nantinya adalah para penghuni surga. Mereka bertakwa kepada Allah, mengevaluasi amal perbuatannya, dan tidak melupakan Allah.

Mereka itulah pemenang sejati, walau di dunia mengalami kekalahan dari berbagai segi. Seperti kalah dari segi kekuasaan, kekayaan, jabatan, politik, ekonomi, strata sosial, dan lain sebagainya.

Maka, berbahagialah orang-orang yang tetap istiqamah berpegang teguh dalam kebenaran dan kebaikan di dunia. Mereka adalah pemenang masa depan. Meski lambat laun dunia seakan selalu berpihak kepada kesalahan dan keburukan. Wallahua'lam.

*Penulis adalah alumni Gontor tahun 2008, lulusan S1 Fak. Hadits dan Diploma Tinggi Balaghoh Universitas Islam Madinah.

----------



([1])Lihat: Adhwaul Bayan, karya Muhammad al-Amin asy-Syanqithi (wafat th. 1393 H), cet. Darul Fikr, Beirut, jilid 8, hlm. 60-61.
([2])Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-'Azhim, cet. Darul Shidiq, jilid 4, hlm.450. Muhammad al-Amin asy-Syanqithi, Adhwaul Bayan, cet. Darul Fikr, Beirut, jilid 8, hlm. 59. Al-Muktashar fit at-Tafsir, Markaz at-Tafsir li ad-Dirasat al-Quraniyyah, Arab Saudi.
([3]) Abdurrahman as-Sa'di (wafat th. 1376 H), Taisir al-Karim al-Rahman, cet. Muassasah ar-Risalah, hlm. 853.
([4])Cet. Mujamma' al-Malik Fahd, Madinah, Arab Saudi, hlm. 919.
([5])Jami' al-Bayan fi Ta'wil al-Quran, cet.Muassasah ar-Risalah, jilid 23, hlm. 300.
([6])Tafsir al-Quran al-'Azhim, cet. Darul Shidiq, jilid 4, hlm. 450.
([7])Fathul Qadir,cet. Dar Ibnu Hazm - Beirut, jilid 5, hlm. 274.
([8]) Ibrahim Musthafa, dkk., Al-Mu'jam al-Wasith, cet. Dar ad-Da'wah, jilid 2, hlm. 576.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda!


Official Website Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Cabang Madinah, Saudi Arabia. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Semangat baru IKPM Madinah di Awal Semester 1446 H

Madinah – Alhamdulilllah pada hari Ahad malam, 3 Rabiul Tsani 1446 / 6 Oktober 2024, keluarga besar IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Gon...

Blog Archive