IKPMMADINAH.COM, Madinah – Alhamdulillah pada Selasa malam (17/10) IKPM Madinah kembali mengadakan silaturrahim yang kali ini dalam rangka menyambut Mahasiswa baru Universitas Islam Madinah yang berasal dari alumni Pondok Modern. Silaturrahim ini dihadiri oleh beberapa mahasiswa senior dari dirasat-‘ulya. Diantaranya, Al-Ustadz Hudzaifah Maricar, Lc, Al-Ustadz Bunayya Fathi Rosyadi, Lc, Al-Ustadz Amin Mujahid, Lc, dan Al-Ustadz Umbu Aha. Silaturrahim ini diadakan di salah satu kamar mahasiswa di asrama kampus.
Jumlah mahasiswa baru dari alumni Pondok Modern adalah sebanyak 29 orang dari 302 orang mahasiswa baru Indonesia. Meskipun belum semua mahasiswa baru alumni Pondok Modern dapat hadir di pertemuan kali ini, lebih dari dua pertiga jumlahnya dapat menghadiri pertemuan ini.
Setelah acara dibuka dengan tilawah Al-Qur’an oleh Ust Ali Akbar, acara dilanjutkan dengan mudzakarah serta penyampaian nasehat dan arahan dari mahasiswa senior kepada juniornya. Itu juga salah satu tujuan dari diadakannya silaturrahim ini.
Beberapa poin nasehat yang disampaikan oleh para asatidz adalah:
• Diterima berkuliah di Madinah adalah rahmat dan taufik dari Allah. Karena tidak semua yang mendaftar bisa diterima. Bahkan yang sudah hafal Al-Qur’an dan yang mampu menjawab semua pertanyaan saat tes bisa lulus. Maka wujudkan kesyukuran melalui belajar dengan sungguh-sungguh.
• Ke Madinah apa yang kau cari ? Jadi perbaikilah niat dalam menuntut Ilmu di Kota Nabi. Karena keberadaanmu disini mendapatkan dua kemuliaan, kemuliaan menuntut ilmu dan kemuliaan berada di Kota Nabi.
• Awali menuntut ilmu dengan niat ikhlas karena Allah. Karena tanpa keikhlasan semua amal adalah sia-sia.
• Pandai-pandailah dalam memilih pergaulan. Karena, «Ash-shahibu sahib», teman itu menarik. Teman yang baik akan menarik kepada kebaikan dan teman yang buruk akan menarik kepada keburukan. Maka tak perlu punya sifat ikut-ikutan tanpa alasan.
• Masa belajar di Madinah tidaklah lama. Kelak kau akan kembali ke kampung halaman. Maka manfaatkanlah waktu thalabul-‘ilmi semaksimal mungkin.
• Hidupnya ilmu atau bermanfaatnya itu adalah dengan diulang-ulangnya. Maka tolak ukur keilmuan adalah dengan amalnya.
• Niatkan menuntut ilmu untuk beribadah. Dan beribadah itu sampai terpisahnya ruh dari badan.
• Jiwa sosial yang sudah dimiliki harus senantiasa dipelihara agar tidak terkikis. Sehingga hubungan ukhuwwah dalam ta’awun senantiasa tetap terjaga.
• IKPM hanya sekedar sarana dan bukan tujuan. Jika sarana menjauhkan dari tujuan utama maka tinggalkanlah sarana itu. Al-munazhzhamatu wasilah wa laisa-l-ghayah.
• Jangan lupa mendoakan untuk kesembuhan teman/saudara yang sedang sakit, juga kelancaran urusan-urusan saudaranya.
(Ablado)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda!